Oleh: Ucu Najmudin
Siapa yang tidak punya masalah? Kalau pertanyaan tersebut dilontarkan pada semua orang, maka semua akan menjawab pasti punya masalah. Sebagai manusia, kita pun akan selalu ditimpa berbagai permasalahan setiap saat. Dunia adalah tempat ujian dan cobaan. Tidak ada seorang pun yang bisa terlepas dari ujian di dunia. Setiap orang mendapatkan ujian yang berbeda-beda. Setiap dari mereka mau tidak mau harus menghadapi ujiannya masing-masing.
Dan kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang yang sabar (QS. Al-Baqarah: 155).
Masalah bisa terjadi karena kita punya masalah dan berbuat dosa, namun ada beberapa masalah dalam hidup ini yang tidak selalu karena kesalahan atau dosa yang diperbuat. Apapun bentuk masalah tersebut, cepatlah bereaksi, dengan langkah-langkah berikut.
Cari tahu akibat terburuk yang dapat terjadi. Ukur besarnya masalah, dan lakukan persiapan sebagai langkah antisipasi jika terjadi. Perkirakan apa akibat terburuk yang mungkin terjadi dari masalah yang dihadapi, baik berupa masalah kesehatan, sengketa, utang piutang, maupun konflik keluarga.
Usahakan sekeras mungkin agar tidak terjadi akibat terburuk. Persiapkan mental agar dapat menerima seandainya hal terburuk itu benar-benar terjadi. Jika tidak siap menerima atau tidak ikhlas untuk itu, maka kita tidak akan menemukan kekuatan untuk bertahan dan berjuang untuk menghadapi akibat terburuk yang akan terjadi.
Hasil apapun bersyukurlah. Setelah pikiran, usaha, dan segala perjuangan telah dicurahkan, maka apapun hasilnya, syukurilah. Allah Swt tidak akan menilai hasil, melainkan usaha dan perjuangan kita, karena disanalah nilai-nilai hidup ini dibangun dari diri kita.
Masalah seringkali membawa berkah. Apabila masalah ingin berubah menjadi berkah, jadikanlah masalah sebagai teman hidup. Sebab, tanpa masalah, hidup ini sepi, monoton. Ibarat laut tanpa ombak, langit tanpa awan, gelap malam tanpa bintang, atau udara tanpa angin. Demikian juga hidup tanpa masalah, ada sesuatu dari hidup yang kurang. Intinya, masalah justru dibutuhkan, karena itu tidak perlu takut, cemas atau menghindar. Bak angin atau awan yang dibutuhkan, karena setelah itu turun hujan yang membawa air sebagai sumber kehidupan, maka sikap kita terhadap masalah akan tetap tenang, dan justru malah senang.
Masalah adalah siklus hidup. Prinsip hidup itu seperti layang-layang, dimana tidak dapat naik atau terbang, jika tidak ada angin. Layang-layang tidak terbang mengikuti angin, tetapi menghadap arah angin. Satu-satunya yang harus dipastikan adalah benangnya tetap terikat dan tersambung kepada pemilik layang-layang itu. Jadi, selama kita berhubungan dengan pemilik hidup, yaitu Allah Swt, masalah apapun, tidak akan membuat hancur. Sama seperti pemilik layang-layang, yang tahu bahwa angin terlalu kencang, atau akan turun hujan, maka dia segera menurunkan layang-layang, menyimpan, dan menaikkannya kembali di saat yang tepat. Saat layang-layang diturunkan, semata bukan karena kesalahan, karena memang ada waktu untuk naik, ada waktu untuk turun dan beristirahat, dan sebagainya. Terpenting, benang kehidupan kita, ibadah, dan doa kita tetap tersambung dengan pemilik kehidupan, Allah Swt Sang Maha Pencipta. Taburkanlah terus benih kebaikan, karena Allah sudah terlalu baik kepada kita, ciptaan-Nya.
Masalah membuat kita naik kelas. Manusia dinilai bukan dari masalah yang dialami. Bukan pula karena banyak dosanya, lalu dia banyak masalah. Tetapi, hidup ini adalah proses bagi manusia untuk menjadi semakin mulia, bertakwa, dan tentunya semakin baik. Masalah adalah ujian yang membuat kita bisa naik kelas. []